Purbolinggo - Tidak seperti di negara-negara Muslim atau yang mayoritas penduduknya beragama Islam, di mana berbagai kegiatan sehari-sehari disesuaikan dengan pelaksanaan puasa, Muslim di Amerika berpuasa dengan tetap bekerja seperti biasa sebagaimana rekan-rekan mereka yang tidak berpuasa.
Ketika puasa Ramadhan jatuh pada musim panas, tantangan yang dihadapi lebih besar, karena lamanya waktu puasa, seperti saat ini, sekitar 16 jam. Ditambah teriknya suhu udara yang kerap mencapai 40 derajad Celsius, puasa bisa membuat tubuh lemas, terutama pada orang-orang lanjut usia atau mereka yang banyak melakukan kegiatan fisik di luar rumah.
Tantangan berpuasa ini mendorong Azhak Hussam, pemilik sebuah perusahaan kosmetika di Garden Grove, California, mengembangkan apa yang disebut Ramadan Fasting Tablet, yaitu suplemen lengkap untuk mengurangi rasa lapar dan haus selama berpuasa.
Hussam mengatakan pil itu mengatur tubuh agar menyerap energi dari makanan sahur untuk membuat orang yang berpuasa tidak merasa lemas, sehingga bisa berpuasa dengan khusuk.
Dokter Mike Nassar, penasehat medis untuk produk itu, menambahkan bahwa rasa lapar dan haus bisa membuat orang tertekan. Dengan minum pil itu, katanya, orang yang berpuasa bisa menghilangkan pikiran tentang makan dan minum, sehingga bisa berkonsentrasi melakukan berbagai hal lain.
Pil dengan rasa cokelat Belgia, yang katanya murni terbuat dari sari tumbuhan dan sama sekali tidak mengandung zat kimia atau bahan-bahan hewani, itu telah disetujui Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) dan disertifikasi halal oleh Badan Penasehat Pangan dan Nutrisi Islam Amerika (IFANCA).
Namun, meskipun halal dan baik bagi kesehatan, banyak yang menentangnya dan menganggap produk itu merusak tujuan dan makna berpuasa. Ada yang mengatakan puasa harus dilakukan dengan ketakwaan agar mendapat kekuatan lahir dan batin, bukan jalan pintas.
Yusuf Misdaq, seniman yang selama bulan Ramadan menciptakan berbagai karya seni mulai dari musik, lukisan sampai puisi, mengatakan, "ramadhan sangat unik, karena kita selalu menunggu-nunggu saat untuk tidak makan dan minum. Saya berpuasa saat ini dan luar biasa hausnya. Tetapi, anehnya saya tetap bertenaga. Ini namanya energi ketiga."
Dalam menanggapi pandangan orang yang berbeda tentang produknya, Hussam mengatakan bahwa penggunaan Ramadan Fasting Tablet tergantung pada niat ketika mengkonsumsinya, yaitu apakah mau mencari jalan pintas atau beribadah dengan memenuhi kewajiban berpuasa dengan tetap sehat, berenergi dan punya stamina tinggi.
Mengutip salah sebuah ayat Alquran dalam surat al-Baqarah, ia menambahkan bahwa Allah senantiasa memberi kemudahan bagi manusia dan tidak akan menempatkan manusia pada kesulitan. - republika.co.id
Ketika puasa Ramadhan jatuh pada musim panas, tantangan yang dihadapi lebih besar, karena lamanya waktu puasa, seperti saat ini, sekitar 16 jam. Ditambah teriknya suhu udara yang kerap mencapai 40 derajad Celsius, puasa bisa membuat tubuh lemas, terutama pada orang-orang lanjut usia atau mereka yang banyak melakukan kegiatan fisik di luar rumah.
Tantangan berpuasa ini mendorong Azhak Hussam, pemilik sebuah perusahaan kosmetika di Garden Grove, California, mengembangkan apa yang disebut Ramadan Fasting Tablet, yaitu suplemen lengkap untuk mengurangi rasa lapar dan haus selama berpuasa.
Hussam mengatakan pil itu mengatur tubuh agar menyerap energi dari makanan sahur untuk membuat orang yang berpuasa tidak merasa lemas, sehingga bisa berpuasa dengan khusuk.
Dokter Mike Nassar, penasehat medis untuk produk itu, menambahkan bahwa rasa lapar dan haus bisa membuat orang tertekan. Dengan minum pil itu, katanya, orang yang berpuasa bisa menghilangkan pikiran tentang makan dan minum, sehingga bisa berkonsentrasi melakukan berbagai hal lain.
Pil dengan rasa cokelat Belgia, yang katanya murni terbuat dari sari tumbuhan dan sama sekali tidak mengandung zat kimia atau bahan-bahan hewani, itu telah disetujui Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) dan disertifikasi halal oleh Badan Penasehat Pangan dan Nutrisi Islam Amerika (IFANCA).
Namun, meskipun halal dan baik bagi kesehatan, banyak yang menentangnya dan menganggap produk itu merusak tujuan dan makna berpuasa. Ada yang mengatakan puasa harus dilakukan dengan ketakwaan agar mendapat kekuatan lahir dan batin, bukan jalan pintas.
Yusuf Misdaq, seniman yang selama bulan Ramadan menciptakan berbagai karya seni mulai dari musik, lukisan sampai puisi, mengatakan, "ramadhan sangat unik, karena kita selalu menunggu-nunggu saat untuk tidak makan dan minum. Saya berpuasa saat ini dan luar biasa hausnya. Tetapi, anehnya saya tetap bertenaga. Ini namanya energi ketiga."
Dalam menanggapi pandangan orang yang berbeda tentang produknya, Hussam mengatakan bahwa penggunaan Ramadan Fasting Tablet tergantung pada niat ketika mengkonsumsinya, yaitu apakah mau mencari jalan pintas atau beribadah dengan memenuhi kewajiban berpuasa dengan tetap sehat, berenergi dan punya stamina tinggi.
Mengutip salah sebuah ayat Alquran dalam surat al-Baqarah, ia menambahkan bahwa Allah senantiasa memberi kemudahan bagi manusia dan tidak akan menempatkan manusia pada kesulitan. - republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar